Laman

Sabtu, 05 November 2011

SEBUAH RENUNGAN

DIPERBUDAK NAFSU

Sesungguhnya pemboros sejati adalah orang-orang yang memang pecinta duniawi ini, yang mengutamakan topeng ingin dipuji dihormati orang lain, yang bersikukuh menjaga gengsi , yang ingin serba enak dengan kemewahan , yang larut sebagai korban mode atau korban jaman, yang pada ujungnya penyebabnya adalah kurang iman akibat kurang pengetahuan tentang hakekat hidup mulia yang sebenarnya.
Memang menyedihkan kehidupan yang selalu diukur dengan ukuran materi dengan badai informasi lewat media cetak maupun elektronik lewat film , sinetron , lagu, iklan dll, mempertontonkan kehidupan mewah , glamour , membuat banyak orang yang hidup tidak realistis seakan jauh lebih besar pasak daripada tiang, dan semua ini menjadi biang keresahan dan kesengsaraan batin juga menjadi biang ketidakjujuran atau kejahatan , karena untuk mendapatkan obsesinya tersebut akan menghalalkan segala cara.
Tukang jaga gengsi , kasihan benar orang yang sangat menjaga gengsi takut tertinggal oleh orang lain , dia akan pontang panting untuk memiliki sesuatu agar gengsinya dianggap tetap terjaga, walaupun harus pinjam sana pinjam sini tentu saja barang yang dimilikinya tak akan membahagiakannya karena taruhan untuk memilikinya sesungguhnya diluar kemampuannya.
Korban mode, inipun selain pemboros juga menderita, karena ingin selalu tampil up to date bermode sesuai dengan jaman, tentu akan repot karena mode kan terus menerus berubah pasti akan sangat menguras tenaga, waktu dan biaya, dan yang paling menyedihkan sering seseorang merasa keren sesuai dengan mode padahal yang melihatnya menjadi sangat geli bahkan mengasihani, karena selain seringkali mode itu tak sesuai /tak pantas juga, orang lain kan sudah tahu juga modal yang sebenarnya.
Sisombong, kalau sisombong tak pernah tahan melihat orang lain melebihi keadaannya, sehingga yang terus ada dalam benak pikirannya adalah bagaimana selalu kelihatan lebih dari orang lain dalam hal apapun, makanya dia begitu menderita melihat kesuksesan , kekayaan dan kemajuan orang lain, maka akan berjuang mati-matian dengan cara apapun agar, selalu tampak lebih bagus , lebih modern, lebih kaya, lebih elit, dia sudah tak perhitungkan lagi biaya yang keluar dan dari mana asalnya yang penting lebih dari orang lain.
Si Riya, alias tukang pamer, kalu si riya ini persis mirip etalase sibuk ingin memiliki sesuatu yang diharapkan membuat dirinya diketahui kekayaannya, statusnya dan alain sebagainya, tentu saja dia akan berusaha pakai pamer barang luar negeri , ekslusif . lain dari yang lain, yaa sebetulnya hampir mirip satu sama lain, focus dari pikirannya adalah bagaimana supaya dinilai hebat oleh orang lain setidaknya tidak diremehkan.
Dalam beberapa hal menjaga kemuliaan diri adalah kebaikan, tapi kalau sampai menyiksa diri, melampaui batas kemampuan apalagi sampai melanggar hak hak orang lain termasuk yang diharamkan , maka jelaslah kerugian dunia akhiratnya.Wallahualam